Gatal
ingin menulis saat menonton MNC MUSIC, yang menampilkan SHEILA On7 dan GIGI
( 18 Juni 2013). Meski acara ini sudah lama dan dahulunya
ditayangkan di TPI. Yang membuat saya tertarik menonton, karen SHEILA On7 yang
sebelumnya saya antipati, sekarang malah suka. Live !! benar-benar Live.
Permainan Bassisnya (adam) sungguh bagus. Entah mengapa? Saya tidak mengatakan
kalau band-band sekarang JELEK, meskipun ada juga sedikiiiiiiiit yang bagus.
Bagus dalam musik, lirik maupun penampilan. Kembali ke Sheila On7, band ini
pada saat saya masih kuliah jarang sekali saya mendengarkan, karena masih kalah
populer dengan Padi, GIGI, dan beberapa band dan penyanyi solo yang pada waktu
itu masih meluncurkan single (Mel Shandy, Sahara, dll). Juga pada waktu itu
masih booming Genre Hip Metal (Linkinpark, Papa Roach, Limbizkit).
Dari
tahun ke tahun, kok saya cermati bahkan mungkin sebagain Anda yang peduli,
semakin turn kualitasnya. Kalau musik pop dahulu kreatif, lirik-liriknya juga
positif dan tidak lebay. Apa yang dulunya saya benci malah sekarang saya suka.
Yahhh… karena band-band yang ada sekarang tidak asik (bagi saya, kalau Anda
??). tidak adil rasanya kalau yang sering tampil di televisi yang itu-itu saja.
Apalagi kalau bukan bisnis. Kalau begitu, apa masih pantas disebut musisi ??
diperas hingga kering lalu di buang di tong sampah yang penuh hal-hal yang
menjijikkan. Kenapa juga RADIO SHOW diprotes?? Karena menampilkan musik-musik
sampai dini hari. Lalu bagaimana dengan musik alay pagi ?? kenapa tidak ada
yang protes ??
Jayalah
kembali Musik Indonesia. Adillah terhadap semua musisi dan berbagai Genre yang
ada di Indonesia. Ingat, Indonesia HEBAT !!. Inonesia Punya Burgerkill yang
baru-baru ini mendapatkan penghargaan yang dihelat METAL HAMMER GOLDEN GODS
2013 dalam kategori METAL AS FUCK. Sebuah kategori berdasarkan visi dan misi
dan konsistennya dalam berkarya. Kalau Amerika punya John Petrucci dengan
permainan gitar 7 Strings, Rusty Coley dengan gitar 8 Strings, Indonesia malah
punya pemain gitar berbakat 21 Strings atau biasa disebut Harp Guitar. Dan
hanya ada di dunia 20-an orang saja. Di Asia malah ada 2 orang. 1 di Jepang dan
1 di Indonesia. Ada apa ini ?? kenapa tidak adil ?? Albumnya pun malah lebih
populer di Eropa. Beruntung Anda tinggal di kota besar yang masih banyak
menampilkan band-band bagus. Tapi di kota kecil ini ?? nampaknya hanya
angan-angan saja.
Tulisan
ini hanya sebagai curahan hati seorang Player yang sudah gantung alat-alat
musik dan sebagai Penikmat musik yang masih tetap “eksis” di balik layar.
Mengenalkan musik-musik yang layak untuk didengarkan, baik pada saat
beraktivitas di depan mic maupun beraktifitas di salah satu SMA Negeri
terfavorit. Tulisan ini tidaklah mendalam, Anda diperkenankan juga untuk
menambah dan mengoreksi jika itu memang di butuhkan.
Foto : Band Legenda Indonesia THIELMAN BROTHER
kalo berbicara kualitas bagus atau tidak bagus itu emang hal hal yang debatable kangmas ...... bicara soal musik itu relatif ... kesukaan, pola pikir, daya serap dan daya tangkap ... tiap orang berbeda beda tergantung lingkungan dan strata sosial-aktualnya ..... music-yang harusnya jadi bahasa pemersatu jangan di dikotomikan secara pasif saja ...... karena pada prinsipnya bicara bahasa kesukaan, bahasa hobby dan bahasa selera nggak bisa disamaratakan orang per orang ..... karena boleh jadi seseorang suka, seseorang lainnya tidak suka.... atau seseorang tidak suka, boleh jadi orang lain bakal suka ... karena bicara masalah selera itu kan penuh corak .......terlebih njenengan bisa memainkan musik, sekaligus menikmati musk dan mengamati musik .........
BalasHapusdalam showbiz ada yang namanya visi industri musik, jaman sekarang punya visi bidik, datang, menang .... industri musik sekarang ngga peduli masalah selera ... mereka lahir untuk dapat uang bagaimanapun caranya ya uang lah tujuannya ... begitu mereka dapat uang .... ngga peduli penilaian musik mereka jelek lah ngga berkualitas lah yang ini lah yang itu lah .... mereka ngga akan peduli tentang itu ... yang penting mereka dapat uang ... mereka menang ... dan mereka sudah siap dengan cibiran cibiran macam ini ...............buktinya???? buktinya adalah mereka bisa menjual ............... mereka punya segmentasi .... mereka punya marketing strategi ... jaringan mereka besar ............. sementara pola pikir macam ini ????? mereka ngga terlalu risau ... karena mereka sudah siap dengan ini ... mereka terlatih secara mental ..... mentally prepared ........
sebaliknya (ini opini pribadi) kalo kita mau lebih bijak ... harusnya kita memandang musik sebagai bahasa pemersatu ... bahasa yang universal .... tak peduli kualitasnya tak peduli bagaimanapun outputnya .... cobalah kita lihat seni itu sebagai bahasa pemersatu ... bahasa yang universal ..........
banyak kaidah yang kita bisa anut terlebih lagi bicara soal kesukaan ........kalo kita melihat sesuatu tak menarik ............ harusnya kita bikin hal itu jadi menarik ..... atau jalan tengahnya ............. ciptakan sesuatu yang serupa .. yang lebih menarik menurut benak kita .... yang bisa diapresiasi orang lain ... dengan bijak