Kamis, 21 Juni 2012

The Offspring - Days Go By (2012)



Kembali ke masa SMA dahulu. Melongok ke album The Americana. Yah, sekedar mendengarkan kembali album ini. Banyak hal-hal seru yang terjadi. Mulai suka terhadap instrument gitar, mulai suka kepada lawan jenis, Ahhh … malah curhat. Hehhehehe. Langsung TKP deh.

The Offspring, sebuah band asal Huntington Beach, California (USA). Band yang terbentuk di tahu 1984 ini telah merilis album sebanyak 9 album sejak kurun waktu 1989 hingga sekarang 2012. Album ke-9 ini akan diluncurkan 26 Juni 2012. Materinya semakin yahud. Dan saya merekomendasikan album ini untuk Anda jadikan koleksi. Suara khas Dexter Holland sang Gitar dan vokal semakin mantap saja. Ini yang juga jadi pertanyaan. Banyak vokalis Band-band Semacam Metallica, Dream Theater, Gamma Ray masih yahud. Apalagi usia mereka sudah kepala 4. Di Indonesia juga masih banyak juga “sih” suaranya yang bagus di usia yang sudah tidak muda lagi.

Band yang bergere Punk rock, pop punk, skate punk, ska punk, melodic hardcore, alternative rock,  hardcore punk (awal terbentuk) Mengusung 12 track sudah cukup untuk membuat keringetan ber-jingkrak-jingkrak. Ada satu track yang dirilis ulang. Yakni “Dirty Magic”, sebuah luncuran dari album lawas The Offspring tahun 1992. Masih dengan Formasi yang tangguh.

Line The OffSpring
Ø      Dexter Holland – lead vocals, rhythm guitar, piano
Ø      Noodles – lead guitar, backing vocals
Ø      Greg K. – bass guitar, backing vocals
Ø      Pete Parada – drums, percussion

Additional personnel

Ø      Josh Freese – drums, percussion
Ø      Bob Rock - producer
Ø      Ronnie King – keyboards


Notes: Wahyu Bharata Pratama, Private Collection + Screenshoot

untitled



Kamis, 14 Juni 2012

DYING FETUS - Reign Supreme - 2012


Heyy yaaa Metalheads … Apa kabar Anda hari ini ??? Semoga tetap berpikir waras



Saya mau membagi koleksi pribadi. DYING FETUS. Sebenarnya sudah lama saya mendengar nama band Death Metal yang penuh dengan teknik “Gendheng” (Red.baca “Gila”), tetapi baru-baru saja enjoy menikmatinya. Meski awalnya harus memaksakan diri untuk menelan gempuran-gempuran trio John Gallagher (vocals/guitar), Sean Beasley (vocals/bass guitar) dan Trey Williams (drums). Yang bertanggungjawab penuh ini bro Chandra Prayudha (Gitaris Bad Instrument), karena beliau lah yang mengenalkan saya pada musik semacam ini. 

Track Descend into Depravity adalah video clip pertama dari Dying Fetus yang pernah saya tonton. Dan hasilnya? Luar biasa, Permainan Agresif, Cepat, riff yang rapat, Berteknik tinggi tetapi tetap menghadirkan “Harmoni” tersendiri bagi pecintanya. Kalau yang biasa mendengarkan boys atau girls band dijamin tidak akan betah berlama-lama.

Album Dying Fetus yang ketujuh ini baru akan dilansir pada 19 Juni 2012 di Amerika. Sedangkan khusus jerman pada 22 Juni mendatang dan disusul Eropa tanggal 25 Juni 2012. Kapan masuk ke Indonesia? Sepertinya harus menungu informasi selanjutnya.

Tapi beruntung saya sudah mendapatkan Promo album ini versi standart berisikan hanya 9 track dengan durasi keseluruhan 37:38 menit. Sebuah waktu yang lama untuk album semacam ini. Durasi tiap track yang lebih panjang dari album sejenis. Sedangkan untuk Packing Deluxe Edition, Anda akan mendapatkan 1 Bonus track yakni “Dead Whores like to Fuck”.
Sementara, saya bagikan Track Listing dan Screenshotnya saja. 
1
screen
1.    Invert The Idols
2.    Subjected to a Beating
3.    Second Skin
4.    From Womb to Waste
5.    Dissindence
6.    In the Trenches
7.    Devout Atrocity
8.    Revisionist Past
9.    The Blood of Power


oNotes by: Wahyu Bharata Patama

TTq to : Chandra Prayudha (Guitars - Bad Instruments)

Semangat dari Halestorm




Tidak percuma sampai berulang kali mencoba mendapatkan album Halestorm - The Strange Case Of ... 2012. Berasal dari kota kecil di Pennsylvania, yakni Red Lion mampu meramaikan musik dunia. Yupsss …album yang saya rekomendasikan untuk anda koleksi. Terutama untuk penyuka genre semacam The Oofspring maupun yang lebih dahulu populer dikalangan anak muda jaman saya dulu (hahahaskkss) siapa lagi kalau bukan Green Day ^_^.

Tetapi materi yang di tawarkan Halestorm, sebuah band yang mengusung beberapa genre (Hard rock, Alternatif metal, Heavy Metal, Post-grunge) terasa lengkap. Seperti ombak dipantai. Berderu-deru, kadang juga lembut ketika sudah pec`h membentur tembok-tembok karang. Wow, tidak berlebihan, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mencerna album kedua Halestorm ini. Mudah, sedikit nakal, bersemangat, dan entah kata apalagi yang harus saya tuliskan disini. 

Beruntung sekali, Album yang sudah rilis dipasaran 10 April 2012 telah saya dapatkan album Deluxe Editionnya. Karena pada edisi standar Anda hanya akan memperoleh 12 track. Sedangkan di edisi Deluxe ini, Anda akan mendapatkan 3 Track tambahan. Masing-masing track memiliki “fans” tersendiri. Pokoknya begitu lengkap bisa menyentuh penggemar yang baru saja mendengarkan album ini. Rekan saya saja pertama dengar lagu ini langsung berminat dan suka.

Mengandalkan Singles “Love Bites (So Do I) dan “Here’s to US” sensasi yang berdeda akan Anda rasakan disini. Tetapi menurut saya, semua lagu ditrack ini rata-rata enak untuk didengarkan. Review professional bahkan memberikan nilai tinggi untuk album ini. Suatu acuan pertama yang biasa Anda jadikan referensi sebelum mengoleksi Album apapun. Allmusic, Kerrang, Loudwire dan Live Metal mungkin bisa membatu Anda meyakinkan begitu Mantap jayanya album ini. Howard Benson seakan-akan menjadikan album ini menempati Peak position pada chart lagu didunia.

Halestorm beranggotakan :

  • Lzzy Hale – vocals, guitar, keyboards
  • Arejay Hale – drums, percussion, backing vocals
  • Joe Hottinger – guitar, backing vocals
  • Josh Smith – bass guitar, backing vocals
Dan dibantu beberapa auditional player :
  •  Jamie Muhoberac – Piano (Track 7)
  •  Phil X – Additional Guitars (Tracks 5 & 12)
  •  Wolfgang Van Halen – Additional Background Vocals (Track 12)
  •  Howard Benson – Producer
  •  Hatsukazu "Hatch" Inagaki – Additional Engineering
  •  Paul Decarli – Additional Engineering & Digital Editing
  •  Marc Vargool – Guitar Tech
  •  Jon Nicholson of Drum Fetish – Drum Tech
  •  Howard Benson & Lenny Skolnik – Keyboards and Programming


http://postimage.org/image/6ckaocsnb/
image host : Sengaja saya upload screenshot di server sebelah :) :)

Notes by: Wahyu Bharata Pratama, Private Collection

 

Rabu, 06 Juni 2012

Death Metal, ternyata ...............



Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an ) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an ) dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle)". Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal :


1. Musik Death Metal Sangat Rumit






Meskipun suara - suara parau dan gitar yang kasar kadang - kadang mengganggu pendengaran kita (terutama bagi mereka yg hanya terbiasa dengan musik lembut), suara - suara tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot. Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika kita punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pecinta fanatik musik melayu tanah air.


2. Teknik Bermusik yang Tinggi




Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan waktu yg lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan waktu yang sama untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz. Bandingannya, lihatlah solo dari Siksa Kubur dan Kangen Band. Bandingkan, maka akan sangat terlihat perbedaanya.
Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simpel dan kadang - kadang hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.


3. Aksi Panggung Yang Eksploratif


 Photo : ARCH ENEMEY


Lihatlah bagaimana para musisi Death Metal yg memainkan instrumen secara eksploratif. Jika anda mencoba memainkannya sendiri, anda akan menyadari bahwa musisi Death Metal adalah musisi - musisi yang sangat berbakat. Mempelajarinya membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus stereotipe bahwa para MetalHead adalah oran - orang yang malas. Anda mungkin juga akan terkesan betapa energiknya para anak - anak Death Metal. Jangan harap ada Death Metal di acara - acara seperti Dahsy*t, HipHipHu*a, Derin*s, dan sebagainya.

4. Jarangnya Plagiarisme


photo : http://www.hailsandhorns.com

Di Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik anda sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’. Jarang Ditemui kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.

 5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional



Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan TIDAK UNTUK DIIKUTI. Camkan kata-kata itu. Jadi jangan menganggap apa yang anda dengar di musik Death Metal adalah serius. Lirik - lirik itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai, atau bunuh diri. Tapi hal - hal tersebut adalah kenyataan yangg tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi death metal untuk merekam kejadian - kejadian tersebut secara fiksional menjadi sebuah lagu? Sebenarnya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari cerita rakyat, atau masalah agama dan sejarah.
6. Death Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre



Tidak semua death metal sama. Genre ini mencangkup banyak sub-genre yang kadang - kadang bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja. Berikut daftar umum untuk sub-genre death metal :
  • Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black metal. Contoh : Behemoth
  • Brutal – Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation, Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse
  • Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl yg lebih dalam, dan drum dobel pedal. Contoh : Autopsy, Sepultura
  • Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown. Contoh All Shall Perish, Job for A Cowboy, God Forbid
  • Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih menonjol. Contoh : Carcass
  • Jazz fusion – Contoh : Atheist, Cynic
  • Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi. Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children of Bodom
  • Symphonic – Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow
  • Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time signature, harmoni, dan melodinya tidak umum. Contoh : Nile, Necrophagist, Death.
Notes Edit : Wahyu Bharata Pratama
Reference Gudang Artikel, Metal Files, Private Collection

Sekelumit tentang BALLERINA

ki-ka : Opi Ballerina (Ballerina)... Sangkuy Redpeanut (Red Peanut)... Tom Pane Crimson (Penggembira)... Ixan Rantas (Sahara Rock Band/Ballerina)..


Senang, itu kata pertama yang keluar dari indera pengecap saya. Meski berteman hanya melalui media sosial, tetapi serasa dekat. Saling berbagi info, selera musik yang sama-sama gila (bikin dahi mengernyit). tak suka dengan yang mewek-mewek. Pastikan nanti malam merapat jaya di @RadioShow_tvOne mulai jam 10-an malam. Bagi yang dekat dengan lokasi, wah pastinya senang sekali bisa berkumpul langsung dengan pecinta Progresive. 
ini dia info tentang Ballerina.
Ballerina, sebuah band bergenre Progressive Metal Jaya asal Kota Bandung, akan menggebrak RadioShow dengan tembang-tembang dari album mereka sendiri dan juga akan mengcover band-band Progressive Rock lainnya, seperti Dream Theater, Rush dan Marillion....

Ballerina are :
  •   Nico Guitaris (guitarist)
  •   Opi B...allerina (vocalist)
  •   Riky Ballerina (drummer)
  •   Ghani (bassist)

Sang vokalist, Opi, karena sesuatu hal berhalangan hadir di event ini, posisinya akan digantikan oleh Ixan Rantas (Sahara Rock Band). Ixan sudah beberapa kali menjadi additional Ballerina dan teuteup mantap jaya....

HOT NEWS..!!!
Pada saat yang bersamaan (di RadioShow_tvOne), juga akan dirilis (launching) sebuah album kompilasi (double CD) yang dibidani oleh BUREPUBLIC RECORDS. Album kompilasi ini bertitel 'BORN TO FIGHT', menghadirkan 24 band dari berbagai kota di Indonesia dengan aneka genre (lintas genre) seperti Neo Progressive Rock, Psychedelic Rock, Gothic, Progressive Metal, Agressive Progressive Metal, Hard Rock, Rock N' Roll, Blues, Metal, Jazz, Punk Rock, Experimental Rock, Modern Rock, dll...

01. Rotor
02. Gelap
03. KJP
04. Montecristo
05. REDSHINE
06. Dear Heidy
07. Spolenk
08. Masbur Blegug
09. Divine
10. BadStereo
11. Blietzkrieg
12. NG
13. In Memoriam
14. Mahir & Alligator
15. Attilion
16. Malapetaka
17. Van Java
18. Pendulum
19. Imanissimo
20. Stupidnation
21. JoniKemon
22. 8
23. Ballerina
24. Lord Symphony

*maaf.. sekali lagi maaf... untuk penggemar genre Menyek2 pastinya kecewa karena ga ada band Menyek2 disini*... ;) genre Menyek2 = seperti kerupuk yang masuk angin, melempem...!!!
**Salam mantap jaya**

Notes edit : Wahyu Bharata Pratama

Thanx to Tom Pane Crimson, Radio Show TV one, Temen-temen di IPS (Indonesian Progressive Society), temen-temen Twitter, Metal Files, Situbondo Underground Community (SUC) - SITUBONDO, dan media lainnya. INDONESIA HEBAT !!!!