Situbondo underground community (S.U.C) adalah salah satu nama bendera pergerakan komunitas music underground di kota situbondo yang mengakar
pada konsep music extreme dengan merangkul beragam individu – individu
yang berkecimpung di dalamnya seperti : Death, Black, Gothic, Trash,
Hard Core, Punk……..dll berbaur menjadi satu dalam wadah S.U.C tanpa
adanya unsur – unsur diskriminasi antara senior – junior atau para yang
tua dan pemula. Sebenarnya saya sendiri tidak tahu persisnya kapan
spirit – spirit kegilaan S.U.C di kumandangkan sebagai bentuk perlawanan
tehadap symbol – symbol kemapanan kalangan pengikut trend ( mainstream
).
Di mulai dari beberapa tahapan pencarian, penelusuran
menuju pembenaran yang bersumber dari individu – individu yang sangat
berpengaruh didalamnya serta dari sudut pandang saya sendiri tentunya.
Saya mencoba menggali walaupun tidak secara mendasar atau detail untuk
dapat memaparkan proses awal perjalanan panjang dengan segala macam
bentuk hujatan, hinaan, caci maki yang turut setia menyertai yang saat
itu hanya dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat awam /
(mayoritas) Fuck Off And Destroy
Sekitar tahun 1996 – 1997 bertempat di pelataran kantor pos yang
letaknya ditengah – tengah gemuruh keramaian kota. Ketika individu –
individu yang setiap sel darahnya mengalir dan terkontaminasi virus
music extreme ikut saling bertemu, saling kenal, saling mengakrabkan
diri antara satu individu dengan individu lainnya adalah moment yang
sangat menyenangkan dan takkan pernah terlupakan. disini mereka juga
saling berbagi informasi seputar music underground yang akhirnya
menciptakan rasa kebersamaan pertemanan diciptakannya, pertemuan semacam
itu terus berlanjut dimalam berikutnya serta dijadikan tempat nongkrong
atau istilah kerennya “NGEMPER”. Dan sebagian dari teman – teman yang
selalu setiap saat berada disini ikut meramaikan dengan berjualan
jagung bakar, agar teman – teman pada saat datang kesini dapat berkumpul
sambil menikmati suasana malam. dengan berlalunya waktu lahan ngemper
pun terombang – ambing / berpindah ke alun – alun kota. Walaupun kita
terasa terusir dan terusik dari tempat sebelumnya tapi kita masih tetap
optimis dengan semangat yang ada dan salah satu teman dari kita ada yang
berjualan segala macam pernak – pernik merchandise dunia bawah tanah
mulai dari Kaos, Emblem, Sticker, Kaset, yang setiap malam berada di
pinggiran jalan raya alun – alun kota situbondo. Namun itu semua tidak
berlangsung lama. Disini adalah tempat yang sangat, sangat strategis
tapi sangat tidak menyenangkan untuk dijadikan lahan ngemper mengingat
antrian kendaraan bermotor yang meracuni udara dengan semburan asap yang
akhirnya menimbulkan polusi. Ribuan Pasang mata dengan tatapan tajam
dengan penuh kecurigaan, sinis, tak telak menelanjangi individu –
individu yang seadang berpakaian hitam – hitam, berambut gondrong,
dandanan yang terkesan urakan / sangar ditambah lagi dengan kaos – kaos
yang kebanggaan yang dikenakan mereka yang bergambar garang, sadis,
cukup membuat shock orang – orang yang masih belum terbiasa melihatnya.
Seiring berlalunya waktu, pada kisaran tahun 1998 teman – teman sempat
meramaikan festival dies natalis yang bertempat di Universitas
Abdurrahman Saleh Situbondo, tak berapa lama bulan kemudian ajang music
festival rock kembali lagi digelar yang bertempat dihalaman kantor dinas
kesehatan,dan pada saat itu band – band yang ikut meramaikan acara ini
seperti : Ngaben Corpse, Provocator # 32, Barzah, Intensity, Bulldog,
Alam Gaib, Pati Geni, Varises.
Dari acara – acara seperti ini
maka teman – teman S.U.C. memutuskan untuk membuat event music cadas
sendiri tanpa meminta bantuan dari pihak sponsor manapun, ini yang
membuat kami bangga akan kekuatan komunitas yang penuh dengan
kebersamaan dan kepedulian antar sesama, pada tahun 2003 muncullah
keinginan untuk menyediakan tempat mengexpresikan kreativitas yang pada
waktu itu dianggap aneh oleh masyarakat awam. Maka S.U.C. pertama
kalinya mampu mewujudkan “IN THE NAME OF BROTHERHOOD” dihalaman
Universitas Abdurrahman Saleh. Saat itulah scene situbondo mengalami
zaman kejayaan dengan kapasitas massa yang dikategorikan besar dan mulai
mendapatkan pengakuan dari scene – scene dari luar kota. Dan acara “IN
THE NAME OF BROTHERHOOD” ini bisa terwujud karena rasa kepedulian teman
teman yang bekerja keras dari hasil mengamen, yang mampu membuat kami
bangga adalah acara ini berjalan dengan lancar dan sangat meriah tanpa
ada kendala sedikitpun. Dan band – band yang meramaikan acara pada saat
ini adalah : Ngaben Corpse, Provocator #32, Intensity, Power Sick,
Bulldog,Alam Gaib, Sakral, Pati Geni, Mizan, Kepala Batu. Dan banyak
banget band – band dari luar kota yang ikut serta meramaikan acara
tersebut di “IN THE NAME OF BROTHERHOOD” seperti dari kota – kota :
Surabaya, Malang, Sidoarjo, Pandaan, Pasuruan, Madura, Probolinggo,
Lumajang, Jember, Banyuwangi.
Disinilah penyatuan yang
membuahkan bukti nyata bahwa S.U.C mampu mewujudkan event music extreme
yang benar – benar positif tanpa ada keributan atau kerusuhan dalam
acara tersebut. Dan selang beberapa waktu ke waktu disaat acara mulai
terasa sepi dan S.U.C mengalami masa kritis, disinilah teman – teman
merasakan tidak ada titik terang untuk membangkitkan S.U.C sampai teman –
teman yang masih aktif dalam komunitas ini berusaha untuk membuat acara
music cadas kembali, tapi lagi – lagi gagal karena factor ijin
keramaian yang begitu susah didapatkan. Empat tahun lamanya S.U.C
mengalami tidur yang sangat panjang, namun itu tidak mematikan jiwa
teman – teman yang tetap berusaha dan berjuang untuk mewujudkan event –
event selanjutya dan akhirnya pada sekitar pertengahan tahun 2007 S.U.C
mulai kembali bangkit dan melanjutkan event sebelumnya dengan tema yang
bertajuk : “IN THE NAME OF BROTHERHOOD #2” yang diwujudkan dipelataran
Universitas Abdurrahman Saleh dan ini adalah event yang membuat teman –
teman S.U.C untuk membangkitkan gairah – gairah baru yang dulu pernah
sempat mati. Dan band – band yang bermain dalam acara ini adalah :
Ngaben Corpse, Provocator #32, Alam Gaib, Mystical Of Tragedy, Bad
Instrument, Borgol Sucker, Yesterday Has Gone, Sawong Galing, My Boring
Day, Alam Akhirat, Kepala Batu, Power Sick. Dimana pada saat ini banyak
band – band baru bermunculan yang ikut meramaikan acara ini.
Berselang satu tahun kemudian, S.U.C berusaha kembali mewujudkan event
“MERAH PUTIH” yang diadakan dihalaman kampus Universitas Abdurrahman
Saleh pada bulan agustus 2008, acara ini berganti tema dengan acara –
acara sebelumnya dikarenakan pada saat itu yang mana pada bulan agustus
bangsa ini mengenang atas jasa – jasa para pahlawan yang berjuang
membela negeri ini. Maka teman – teman S.U.C memutuskan untuk merubah
konsep tema event ini, agar pihak kepolisian memberikan ijin agar acara
ini bisa diwujudkan.
Kemudian pada tahun 2010, sebagian
undergrounder yang masih aktif mulai menyatu dan tergugah kembali untuk
melanjutkan sisa – sisa semangat yang masih berkobar untuk mampu
mewujudkan kembali event yang betajuk “ IN THE NAME OF BROTHERHOOD #3”
dipelataran SMA 1 BESUKI SITUBONDO. Diman acara ini benar – benar bisa
terwujudkan dengan cara yang sangat sederhana akan tetapi kita semua
merasa bangga karena acara ini bisa terwujud dengan cara hasil mengamen
dan acara ini murni tidak ada sponsor, kami merasa bangga bahwa kami
yang bernaung dalam S.U.C bisa mewujudkan lagi event music extreme
dikota tercinta Situbondo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar